Jumat, 28 Maret 2014

Ivan Scumbag

IVAN SCUMBAG : ABADI DALAM KEMATIAN


“Aku melihat kematian begitu indah
Bulat pucat purnama di langit yang gelap
Memenuhi rongga langit yang temaram dengan aroma dupa mistik yang misterius
Aku melihat kematian begitu indah
Lembut mengalir bening, membelai batu gamping warna krem yang berserak di dasarnya”

Para penikmat musik underground masih belum percaya akan sosok dari seorang Scumbag yang telah meninggalkan dunia. Lengkingan dan teriakan yang sangat gahar menyuarakan realita kehidupan masih terus menggema di telinga. Sosok yang ramah, pribadi yang menyenangkan, dan banyak memberikan motivasi itu memang sudah tiada. Ivan Scumbag adalah sosok yang banyak memberikan motivasi dan menciptakan hal-hal baru untuk dunia underground Indonesia. Sosok Ivan yang sangat berkarisma diatas panggung dengan cepat menyedot perhatian massa. Gayanya yang ugal ugalan dan tidak bisa diam menyihir banyak orang. Ia mendedikasikan dirinya sebagai seorang Scumbag pada waktu itu. Dan ia memang pantas mendapatkan julukan tersebut.

Pria yang bernama lengkap Ivan Firmansyah ini menggebrak dunia underground Indonesia bersama band hardcore-metal nya bernama Burgerkill. Pria kelahiran  1 April 1978 dikenal sebagai pribadi yg menyenangkan,juga pendiam. Minatnya akan musik telah terlihat sejak ia masih kecil. Dan mulai bermain band sejak ia bersekolah di sekolah menengah pertama. Akhirnya setelah berulang kali membentuk band,pada tahun 1995 ia masuk Burgerkill yang didirikan oleh Eben dan Kimung. Burgerkill pada awal karirnya lebih sering main di Jakarta. Bahkan sempat disangka band Jakarta karena hal tersebut. Disamping memang pada waktu itu mereka masih membawakan Old School Hardcore Seperti Minor Threat, Circle Jerks, Black Flag, yg notabenenya lebih banyak dimainkan oleh band band Hardcore Jakarta dibandingkan dengan Bandung.
                          
Perkenalanya dengan Beby, penabuh drum Beside kala itu memikat hatinya untuk bermain musik. Kendati darah seninya telah mengalir dari Ayahnya, karena memang seorang seniman handal. Semenjak itulah Ia kerap menghabiskan waktunya bermain musik ria. Aliran Bawahtanah menjadi gender yang diusungnya kelak. Burgerkil jadi pelabuhan sekaligus muara dalam mengekpresikan kegelisahan, kecambuk hatinya saat mengejar persoalan yang dihadapinya. Namun, ada yang unik dari Scumbag ini. Meski seorang pentolan kelompok Metal yang sarat pengguna dzat adiktif, tapi dalam urusan ibadah tak mau ketinggalan. Misalnya saat puasa di bulan ramadhan Ia selalu menasihati kawan-kawanya untuk tetap shaum dan shalat.
Aing kan geus mabok van! Sengit Bebi protes. Eh..!! mabok mah mabok. Tapi nu lima waktu kudu jalan terus”, ivan menjawab tak kalah sengit. Inilah percakapan yang mengasikan. Diakui atau tidak masa kecilnya yang dipenuhi dengan bimbingan keagamaan yang kuat membuat Ia tetap mempertahankan rutinitas ibadah. Keaktif di Ikatan Remaja Mesjid Membangun Daerah (Remamuda) Al-Hidayah; Ikatan Remaja Nurul Islam (IRNI); Ketua Ikatan Remaja Mesjid Sekolah Menengah Pertama (SMP) 12 Bandung. Melengkapi keimananya. 





 Ia sempat kuliah disalah satu purguruan tinggi negeri bergengsi didaerah Jatinangor, Sumedang. Akan tetapi, karena ia merasa musik adalah jalan hidupnya,ia pun memutuskan untuk drop out,dan terus menghajar jalanan bersama Burgerkill. Ivan tidak pernah hidup menetap disuatu tempat. Walaupun pada dasarnya Ivan dulu tinggal bersama keluarganya, namun setelah ayahnya meninggal Ivan memetuskan untuk keluar dari rumah karena tidak ingin membebani ibunya.Ia lebih sering menghabiskan waktunya dijalanan,atau dirumah sahabat sahabatnya. Ia merasa sangat menikmati kehidupannya tersebut. Ia begitu membumi dengan segala kerendahan hatinya walaupun bisa dibilang ia adalah seorang panutan dikomunitas bawah tanah Bandung.  Banyak orang yg berlomba ingin dekat dengan Ivan,dan dengan tangan terbuka,ia menerima mereka semua.Begitulah dia,semakin orang lain memujanya,semakin ia merendahkan dirinya.Tidak ada ego seorang Rock Star sedikitpun dalam dirinya.
                           
Satu hal lagi yang tak kalah menarik darinya, keinginya untuk menulis terpatri dalam coretan dinding kamar WC Rony salah satu kawan karibnya dan buku hariannya.  Ikhtiar sekaligus mengikuti orang beradab dalam menulis terus mengebu-gebu bak api, manakala Ia mendapatkan tawaran membuat ilustrasi untuk buku ‘Tiga Angka Enam’ karya Addy Gembel (Forgoten) dari Minor Books yang dikomandoi oleh Kimung. Keterlibatanya dalam dunia tarik suara tak bisa diragukan lagi. Band Burgerkill tak bisa dipisahkan darinya lasmana dua sisi mata uang. Kegigihanya dalam berdendang menorehkan beberapa karya monumental. Hingga kini terkenang dalam ingatan pecinta musik underground, diantaranya; “DUA SISI” MC Album, Riotic Records, (2000), “BERKARAT” MC & CD Album, Sony Music Ent. Indonesia, (2003), “DUA SISI REPACKED” MC & CD Album, Sony Music Ent. Indonesia, (2005), “BEYOND COMA AND DESPAIR” MC & CD Album, Revolt! Records, (2006).


Beberapa penghargaan pun telah diraihnya. Antara lain Nominator “Band Independent Terbaik” versi majalah NEWSMUSIK Indonesia, (2000), Exclusive 1 year Endorsement “PUMA Sports Apparel” USA, (2001), Exclusive 2 year Endorsement “INSIGHT Clothing” Australia, (2002),  Award “Best Metal Production” (“Berkarat”, Sony Music Ent.), AMI AWARDS, (2004), Salah satu Album Terbaik (“Beyond Coma…”, Revolt! Records) versi majalah RIPPLE Indonesia, (2006), 20 Album Indonesia Terbaik (“Beyond Coma…”, Revolt! Records) versi majalah ROLLING STONE Indonesia, (2006), Original Soundtrack “Hantu Jeruk Purut” Movie, Indika Film, (2006), Original Soundtrack “Malam Jum'at Kliwon” Movie, Indika Film, (2007).

Di tengah-tengat derasnya arus pelabelan dan mudahnya menjadi seleb mendadak. Scumbag bareng Burgerkill saat teken kontrak selama 6 album dengan Sony Music, malah rela meninggalkan produksi record ternama itu dan kembali ke Indie. Keputusan inilah yang menjadi decak kagum, Gustaff H Iskandar, Seniman bekerja untuk Bandung Center For New Media Arts Common Room Networks Foundation di prolog buku Based On True Story My Self Scumbag (Beyond Life And Death) (2007;365) . Namun keterbatasan inilah yang justru malah membina mereka menjadi musisi-musisi yang konsisten diranah idealisme yang tinggi. Terkondisikan oleh gesekan-gesekan dari lingkungan sekitar, membuat mental musisi-musisi Ujungberung menjadi kuat. Ini terbukti hingga sekarang mereka tetap konsisten memainkan musik yang mereka sukai, tidak terpancing oleh arus trend yang global. Justru merekalah yang kemudian menciptakan trend di kalangan musisi underground Bandung, Bahkan Indonesia.
    


Namun dalam perjalanannya meraih prestasi tersebut sosok Ivan sembat membaur dengan drugs dan alkohol yang mewarnai masa lalunya. Ivan mulai dari masa kecil yang dibesarkan dari kurangnya kontrol dari keluarga dan semasa remaja.  Ivan kerap berpindah asuhan, sehingga figur keluarga sebagai kontrol dirinya cenderung semakin membias. Pola pikir yang tidak terkendali yang sangat kontradiktif dengan bimbingan keagamaan yang ia dapatkan dan bersifat dogmatis. Pendekatan dan pemahaman yang selintas ternyata tidak cukup dalam membentengi diri dari sisi pendobrakan dari relung jiwa Ivan. Hal inilah yang menjadi konflik besar dari dalam diri Ivan. 


Konflik antara penasaran dan gengsi ABG , dengan bisikan alim dalam jiwanya digambarkan dengan jelas beserta illustrasi gambar di dalamnya. Konflk inilah yang merongrong kestabilan jiwa Ivan secara perlahan baik hubungan dengan band, kekasih dan keluarganya dan diperparah dengan meninggalnya sang ayah dan merupakan satu satunya dari keluarga Ivan yang dianggap sebagai kontrol dan stabilitas keluarga. Rasa kecewanya tersebut semakin terlampiaskan dengan manifestasi kecanduan drugs  dan alcohol yang akhirnya malah dapat dimanifestasikan dengan berbagai karyanya berupa lirik lirik Burgerkill dalam album Berkarat dan album terakhirnya Beyond Coma and Despair yang cenderung merupakan cerita nyata dalam kehidupan keseharian dari sang maestro, Ivan.Scumbag.

Lirik yang ia ungkapkan begitu jujur dan sederhana. Ia mempertanyakan dirinya, masyarakat, tuhannya, kehidupannya, dan segala yang bertalian di dirinya. Lebih menyentuh lagi karena lirik tersebut ia ungkapkan dalam bahasa Inggris yang indah. Saya bahkan sempat lupa bahwa lirik lagu tersebut disuarakan dengan alunan musik yang sangat menghentak. Di akhir hidupnya dengan penyakit yang ia derita, yang ia sendiri tak tahu ia sedang sakit apa, Ivan tetap menjalankan komitmennya untuk berolah vokal. Sesak nafasnya, sakit kepalanya, dan ketidaksadarannya yang datang tiba-tiba sama sekali tidak membuat Ivan meminta izin untuk beristirahat. Ia tetap menyuarakan suaranya yang fenomenal, berusaha menjangkau range yang ia bayangkan, dan membuat beragam lirik yang menyuarakan kegalauannya akan hidup dan kerinduannya pada satu tempat bernama spiritual.

Di tengah semua prestasi yang sedang ia raih dan berhasil ia raih, ternyata langkah Ivan harus dihentikan. Tuhan lalu memanggil Ivan dalam usia yang cukup muda tanpa memberi tahu Ivan, keluarganya, sahabatnya, dan para pecintanya apa yang menjadi penjemput Ivan. Ya, tidak ada yang tahu sakit apa Ivan sebenarnya. Diagnosa pertama Ivan sakit TBC. Diagnosa yang cukup mengguncang Ivan karena pada saat itu ia mulai merasa komunitasnya menjauhinya lewat elakan mereka meminum dalam satu gelas yang sama dengan Ivan dan memaksa Ivan menjadi pengisap satu ganja urutan terakhir. Diagnosa itu bertahan cukup lama hingga terapi pengobatan TBC Ivan berakhir. Diagnosa itu baru diketahui salah setelah Ivan sekarat. Katanya, sakit Ivan bukanlah di paru-parunya melainkan di otaknya. Ada yang menyumbat peredaran darah otak Ivan sehingga Ivan sering merasakan sakit luar biasa di kepalanya dan sering buang air kecil tanpa terkontrol serta pingsan. Diagnosa yang cukup terlambat karena Ivan akhirnya meninggal bulan Juli di tengah ibunya, sahabatnya, dan calon istrinya yang rencananya akan ia nikahi bulan Desember di tahun yang sama, tak beberapa lama setelah diagnosa itu terbit.

Sebuah kisah yang menarik dari seorang pentolan underground. Begitu banyak pembelajaran yang diberikan oleh kehidupan Ivan. Begitu banyak kehidupan di luar kita yang tidak sepatutnya kita remehkan. Lagi-lagi, menghormati adalah hal terpenting yang harus kita miliki dalam diri kita.


IRAMA MUSIK BAWAH TANAH

Biografi Mesin Tempur

 Begitu misterius dan simple-nya band Grindcore asal kota kembang yang satu ini, yah begitulah, identitas mereka sebagai Grindcore memang patut untuk diacungi jempol, terbukti mereka memilih untuk merahasiakan identitas dan biografi mereka maupun personil pribadi sendiri, karena memang Grindcore sendiri memiliki idealis untuk menutup diri dari media sana sini. Berbicara mengenai karya, mereka tidak membuat album seperti kebanyakan band underground yang lainnya, mereka lebih memilih untuk ‘Track Live’ ketika manggung di salah satu event di bandung, sebut saja Man ‘Jasad’, Amenk ‘Disinfected’, Andris ‘Burgerkill’, Butche ‘The Cruel’ ikut andil dalam pembuatan album live mereka. Mungkin lirik lagu mereka kebanyakan senonoh dan menjatuhkan suatu tindakan, komunitas / ideologi tertentu, contoh saja seperti lagu ‘HipHop Apa Itu HipHop’, ‘Beca Tiguling’, ‘Fuck Tibum’, ‘Supir Angkot Goblog’, ‘Bom Bali 1’, ‘Bom Bali 2’, ‘Intisari’ hahaha sungguh sangat anarkis dan berani lirik lagu mereka, menjatuhkan, menghujat dengan lantang, inilah yang saya suka dari mereka, idealismenya band Grindcore yang cadas dan berani sehingga memunculkan beberapa nota protes yang dilayangkan terhadap mereka. ‘Salila aing teu ngaganggu kahirupan sia, Aing moal ngejat sasiku’ begitulah kutipan yang dilontarkan sang vokalis yang entah sampai saat ini siapa identitas dibalik topeng tengkorak hitam putih tersebut. Saya sempat menemui gitaris Mesin Tempur di backstage sesaat sebelum mereka menggerinda sebuah event underground di Cicaheum yang diadakan oleh komunitas disana, dan saya sempat melontarkan sebuah pertanyaan yang agak kurang bermutu dan sedikit mengundang gelak tawanya, karena rasa penasaran yang sangat melonjak, beginilah pertanyaan saya ‘Kang naha kunaon kudu ngangge topeng?’ Dia menjawab dengan nada dingin dan sedikit mengepalkan tangannya ‘Meh pamajikan teu ningali urang keur ngora’. Saya sedikit bingung dengan jawaban yang sesingkat itu, yang jelas maksud mereka hanyalah satu, tidak ingin ter-exspose orang (mungkin) hahaha goblok. Kini seluruh Grinder kota kembang maupun di indonesia sungguhlah sangat merindukan penampilan dari Mesin Tempur, maklum sudah beberapa dekade ini mereka vakum dan menghilang dari pentas underground di bandung, tapi tidak dengan beberapa situs webnya, mereka tetap aktif dan menjawab beberapa pertanyaan seputar kenapa vakumnya Mesin Tempur, sebutlah melalui akun jejaring sosial Twitter @MesinTempur420. Saya sangat bersyukur karena pernah menjadi bagian dari barisan Grinder di bawah panggung ketika mereka ‘mempublikasikan’ beberapa lagu mereka di dalam album Republik Mesin Tempur tersebut, bahkan sampai saat ini beberapa kaos, sticker yang makin usang dan lecek masih tersimpan di lemari berukuran 40x60cm. Akhir kata, saya sangat terinspirasi oleh kehadiran mereka yang sangat berani dan lugas, simple, teu loba omong, bukti nu nyata, tidak seperti HipHop yang membacot seribu kata tapi praktek nol besar. Bahkan band yang sekarang saya gandrungi kebanyakan terpengaruh oleh petikan killtuner dan goresan grind musikalitas mereka. Grind Can Kill The Pop!

Kamis, 20 Maret 2014

death metal

Death metal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Death metal
Sumber aliran Thrash metal
Sumber kebudayaan Awal tahun 1980-an di Jerman
Alat musik yang biasa digunakan Gitar elektrik, Gitar bas, Drum
Popularitas arus utama Medium di Eropa, Eropa Barat, Amerika, Asia
Bentuk turunan Heavy metal - Thrash metal
Death metal adalah sebuah sub-genre dari musik heavy metal yang berkembang dari thrash metal pada awal 1980-an. [1] Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagu yang bertemakan kekerasan atau kematian, ritme gitar rendah (downtuned rhythm guitars), perkusi yang cepat, dan intensitas dinamis. Vokal biasanya dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt) , geraman garau (guttural growl) atau geraman maut (death growl). Teknik menyanyi seperti ini juga sering disebut "Cookie Monster vocals".
Beberapa pelopor genre ini adalah Venom dengan albumnya Welcome to Hell (1981) dan Death dengan albumnya Scream Bloody Gore (1987). Death metal kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh band-band seperti Cannibal Corpse, Morbid Angel, Entombed, God Macabre, Carnage, dan Grave.
Kemudian era 2000'an, Death Metal berkembang sangat pesat. Banyak band-band jebolan aliran death metal menjadi pembaharu dalam musik metal. Band-band tersebut antara lain Inhuman Dissiliency, Disavowed, Viraemia, Hiroshima Will Burn, Amon Amarth, Inveracity, The Berzeker, Dying Fetus, Necrophagist, Condemned, dan masih banyak lagi.
Di Indonesia, genre ini diawali pergerakan dan perkembangan-nya pada tahun 1990-an dengan band thrash metal Rotor di Jakarta. Pergerakkan utama Death Metal Indonesia berasal dari munculnya inisiatif oleh band Grindcore asal Malang, Rotten Corpse, yang menggarap untuk pertama kalinya (yang diketahui) musik Death Metal. Kemunculan dan permainan Rotten Corpse akan Death Metal merupakan pertanda dari lahirnya sebuah individu musik baru, bernama Death Metal. Beberapa band pioneer Death Metal lainnya di daerah lain, seperti Trauma dari Jakarta , Insanity dan Hallucination dari Bandung, Death Vomit dari Jogjakarta , Slow Death dari Surabaya kemudian berkembang dengan band-band yang dianggap sebagai senior karena pengalamannya masing-masing seperti: Disinfected, Ancur, Plasmoptysis, Jasad dari Bandung, Siksa Kubur , Funeral Inception dari Jakarta,Cranial Incisored Jogjakarta , Semarang Grind Buto. Abysal.Blast Torment dari Padang,Total Rusak dari Bukittinggi , dan Jahanam Corpse dari Batam, DeathSounD dari Pontianak , Teboks dari Sambas , Rantai 86 Tegal, Genocide the Kraken dari Cirebon , Tiempeng dari Melawi , Gilling dari Kampong Arang.
Perkembangan musik Death Metal di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat baik. Diantaranya terusulkannya suatu forum pusat dari pecinta Death Metal Indonesia, yang bernama forum Death Metal Indonesia, yang bernama Indonesian Death Metal atau disingkat IDDM. Kemudian juga muncul Indogrind.net, staynocase, dan lainnya. Saat ini, band-band baru Death Metal akan menyuarakan 'suara-suara maut' dalam event metal. Band-band Death Metal di Indonesia sekarang antara lain Death Sound, Asphyxiate, Bleeding Corpse, Death Vomit, Siksakubur ,Detritivor , Jasad , Internal Darkness, Destruction, Kill Harmonic, Grind Buto, Infected Voice, Brain Ass, Hatestroke, Sickmath, Genocide the Kraken dan sebagainya.
Perkembangan Death Metal Indonesia setelah terciptanya IDDM, merupakan sebagai indikasi dan peresmian komunitas-komunitas Death Metal di seluruh wilayah Indonesia untuk go on public atau menunjukkan diri mereka masing-masing pada publik. Seperti pada saat ini, banyak sekali kelompok komunitas Death Metal Indonesia di wilayah mereka masing-masing yang sudah menun jukkan diri mereka di Internet. Komunitas-komunitas tersebut masih merupakan bagian dari Indonesian Death Metal/IDDM. IDDM merupakan salah satu web penghubung yang menjadi tempat bertukar pikiran maupun aspirasi hingga media untuk iklan / promosi album maupun merchandise. Komunitas-komunitas tersebut diantaranya adalah Malang Death Metal Force, Bandung Death Metal, Bekasi HORDE! Death Metal, Jogjakarta Corpse Grinder, Pontianak MetalForce, Magelang Death Metal Militia, Surakarta Death Metal, Ngawi Corpse Grinder, Semarang Death Metal, Bali Death Metal sampai Samarinda Death Metal dan masih banyak lagi komunitas di seluruh Indonesia.
Beberapa subgenre death metal:
  • Technical death metal - Death Metal yang dikembangkan dengan nada-nada diatonis, merupakan perkembangan dari musik Death Metal ke yang lebih kompleks. Seringkali diasosiasikan sebagai penggabungan antara death metal dengan progressive rock dan jazz fusion. Contohnya : Death , Suffocation , Cynic , Necrophagist , Origin , Genocide the Kraken .
  • Melodic death metal - heavy metal dicampur dengan beberapa unsur Death Metal, misalnya death growl dan blastbeat. Contohnya : At the Gates , Dark Tranquillity , Arch Enemy , In Flames ,
  • Progressive death metal - gabungan antara death metal dan progressive metal Contohnya : Opeth
  • Brutal death metal - Brutal Death Metal merupakan perkembangan dari Death Metal itu sendiri. Brutal Death Metal merupakan salah satu perkembangan yang berhasil menghasilkan perkembangan lagi di genre Death Metal. Brutal Death Metal menghasilkan Slamming-Gore Brutal Death Metal, Slamming-Groove Technical Brutal Death Metal, Slamming Goregrind.
  • Deathcore - gabungan antara metalcore/groove metal dengan death metal, merupakan genre Death Metal yang lebih menjurus kepada musik Post Hardcore. Contohnya : Job for a cowboy , The Red Chord , Despised Icon , All Shall Perish , Winds of pleague
  • Death/Doom - gabungan antara doom metal dan death metal
  • Blackened death metal - Blackened Death Metal merupakan usul-usul yang dilakukan oleh band-band Death Metal yang ingin menggabungkan kembali unsur Black Metal pada Death Metal seperti yang terjadi pada Era Pertama Death Metal, di mana Death Metal masih tercium bau-bau Black Metal. Contohnya : Behemoth , Marduk , Belphegor , God Dethroned.


sejarah musik metal di bandung

Musik underground bandung

Posted by Ergazurra on 09:28 AM, 06-Jan-13 • Under: MUSIK INONESIA
burgerkill08.jpgMenguak kembali sejarah musik andergroun di bandung Pada dekade 1990-an, musik underground menyerbu Indonesia khususnya di Bandung. Pada saat itu, Bandung menjadi barometer musik aliran-aliran cadas seperti metal, grindcore, punk dan hardcore. Dimulai pada 1989-1993, sejumlah musisi underground di Bandung mendirikan sebuah komunitas Bandung Death Brutality Area (Bedebah) yang menjadi cikal bakal komunitas bawahtanah di Indonesia. Mereka langsung membuat sebuah studio Palapa yang menjadi tempat berkreativitasnya para musisi cadas Ujungberung-Bandung. Tampaknya, pada era 1990 tersebut, geliat musik underground semakin beringas dan merebak hingga berbagai daerah di sekitaran Bandung. Dengan hadirnya komunitas underground pertama itu, semakin menginspirasi pecinta musik cadas lainnya untuk mendirikan Bandung Lunatic Underground (BLU) pada 1993, meskipun hanya bisa bertahan dalam satu tahun. Namun, pada 1995 inilah perkembangan musik underground di Bandung mulai menapaki era keemasannya. Dengan bermunculan band-band metal semacam Forgotten, The Cruels, Sonic Torment, Sacrilegious Mesin Tempur dan Burger Kill. Meskipun, sebuah band Jasad sudah lama malang melintang pada era 1992 menjadi salah satu pelopor band metal di Bandung. Pada tahun tersebutlah, nama Ujungberung Rebels mulai dikenal publik. Sejumlah kegiatan yang digelar oleh komunitas musisi cadas ini memang cukup kreatif untuk memajukan musik underground. Dengan membentuk Extreme Noise Grinding (ENG) dan Homeless Crew, perkembangan musik underground semakin maju dimulai dari pembuatan zine-zine propaganda semacam Revograms, Ujungberung Update dan NuNoise. Isinya seputar perkembangan musik, kultur dan hal-hal lainnya yang menginformasikan tentang underground. Homeless Crew sendiri lahir sebagai Even Organizer bentukan musisi multi talenta bernama Kimung serta kedua kawannya Ivan Scumbag dan Adi Gembel, sebagai pencetus nama Ujungberung Rebels yang didalamnya terdiri dari penulis, teknisi, enginer, distributor, dll. Terbentuknya Homeles Crew akhirnya membuat dobrakan pertama dengan membuat album kompilasi musik underground sebanyak 20 band di bawah bendera Ujungberung Rebels. “Extreme Noise Grinding inilah cikal bakal segala dinamika Ujungberung Rebels, hingga hari ini. ENG digagas para pionir seperti Yayat dan Dinan sebagai wadah kreativitas anak-anak Ujungberung,” kata Kimung, Kamis (9/8). Sukses menggebrak dengan pembuatan album kompilasi, propaganda selanjutnya yang dilakukan Ujungberung Rebels adalah membuat acara musik yang menampung sejumlah band metal lokal untuk dipentaskan dalam skala besar. Sehingga, munculah Bandung Berisik Demo Tour yang lebih akarab dikenal sebagai Bandung Berisik I. Pada Bandung Berisik I, sebanyak lima belas band Ujungberung unjuk gigi, ditambah bintang tamu Insanity dari Jakarta. Hingga kini, Bandung Berisik tetap diusung masyarakat metal Ujungberung selain tiga pergelaran khas Ujungberung lainnya, Death Fest, Rottrevore Death Fest, dan Rebel Fest. Tercatat, hingga 2012 pagelaran Bandung Berisik sudah menginjak kali ke-12 yang merupakan ajang pertunjukan musik metal terbesar se-Asia. Pertunjukan ini juga disinyalir sebagai cikal bakal bekerjasamanya pihak Ujungberung Rebels dengan pihak sponsor, setelah sebelumnya komunitas ini konsen di jalur indie. “Saya bangga dengan anak-anak Ujungberung Rebels terutama acara tahunan Bandung Berisik yang sempat mencatat sejarah dan prestasi besar dengan mengumpulkan 25.000 penonton dalam acara Bandung Berisik IV di Stadion Persib, Bandung tahun 2004,” katanya. Hingga saat ini, band-band yang tampil di Bandung Berisik semakin banyak dengan kehadiran band pendatang baru yang tetap konsisten di jalur indie label. Namun, setiap tahunnya band yang paling ditunggu-tunggu para penonton masih disematkan kepada Burger Kill. Kimung, yang juga sempat menjadi personil Burger Kill menjelaskan komunitas dari band- band lingkup Ujungberung Rebels sudah seharusnya merapat ke jalur major, seperti halnya yang telah dilakukan Burger Kill pada 2000 lalu dengan menggaet major Sony Music Entertainment Indonesia (SMEI). “Sebagai musisi, seharusnya kita bergerak di semua lini, jalur major, indie dan apa pun itu namanya, yang penting kita berkarya sekreatif mungkin, jangan cuma berkutat di komunitas saja kalau mau maju,” katanya. Kimung memberikan contoh, ketika Burger Kill tampil di salah satu acara yang kerap mengusung musik-musik underground, Radio Show, dia bisa membuktikan bahwa band underground Bandung pun bisa berani memasang badan di media mainstream. Apalagi, lanjutnya, Burger Kill sempat menerima penghargaan AMI Awards sebagai kategori Best Metal Production. Selain itu, dia menambahkan dengan terbentuknya proyek terbaru bareng musisi undergorund lainnya dengan membentuk Karinding Attack, dia mengatakan tidak ada yang salah jika sebuah kelompok musik yang dari awalnya mengusung semangat independen menjadi mainstream. Karinding Attack, yang dibentuknya barenga vokalis Jasad, Iman dan kawan-kawan pun sudah banyak berkolaborasi dengan artis-artis papan atas nasional. Dengan mengusung kebudayaan lokal, Karinding Attack sudah mendobrak industri musik di jalur yang lebih luas. “Kalau di komunitas Ujungberung Rebels sendiri, ada dua nama yang hingga saat ini berani tampil di industri atau pun major, yaitu Burger Kill dan Karinding Attack,” katanya. Dia menjelaskan bagaimana Burger Kill sempat berkolaborasi dengan Fadly dari band Padi atau Karinding Attack yang berkolaborasi denga Peterpan dan sebuah pertunjukan baru-baru ini bareng Meriam Belina dan Didi Petet. “Memang kami mengakui ada nada-nada yang kurang respons ketika kami mengambil jalur major, atau ketika Karinding Attack berkolaborasi dengan artis-artis dari pihak major. Namun, perlu dicatat, bukan berarti kami tidak konsisten dengan idealisme yang kami miliki, kalau sudah tidak menjaga idealisme, buat apa kami bikin Bandung Berisik setiap tahunnya,” kata kimung. Sementara itu, kelompok karinding Mapah Layung lebih mempertahankan jalur indie agar rasa dalam bermusik bisa terus dipertahankan. Seperti diyakini, jalur indie mengusung kebebasan berekspresi dan jauh dari beragam intervensi seperti yang dilakukan major label. Aras Rasyid, pentolan Mapah Layung memaparkan berkesenian khususnya dalam bermusik merupakan panggilan jiwa dari dalam diri seniman. Bermusik yang baik, lanjutnya adalah bermusik yang datang dari hati dan bukan tekanan dari orang lain. “Kami sengaja memilih indie, karena pencapaian musik di jalur ini tidak terbatas. Pada indie, kami sangat leluasa berkarya, mengeksplore segala bentuk musik, dan ditantang untuk mempertanggung jawabkan karyanya. Dan yang paling penting, bersikap sederhana tanpa merasa diri paling besar,” tutupnya. Dia menjelaskan dari sekian kelompok-kelompok musik karinding khususnya di Bandung, ada perbedaan mencolok yang diusung Mapah Layung sendiri. Kolaborasi yang memadukan musik etnik dengan jazz, rock dan blues menjadi ciri khas yang sangat kuat. Apalagi, citra musik yang dipadukan Mapah Layung kebanyakan terinspirasi dari masing- masing personil yang notabene pecinta musik rock dan klasik semacam Pink Floyd, Led Zeppelin, Iron Maiden, Deep Purple hingga Yngwie malmstein. sumber: komunitas musik underground